2013 lalu, saya meminjam dan membaca sebuah novel serial yang berjudul
'Young Samurai', karya Chris Bradford. Dan yang saya baca itu adalah
Buku (serial, sequel) Satu yang bertema 'The Way of the Warrior'
(Bushido; istilah Jepang).
Kali ini saya membeli novel serial itu, namun ini adalah Buku Dua-nya
yang bertema 'The Way of the Sword' (Kendo; istilah Jepang).
Yang membuat saya tertarik dan semangat sekali membeli lanjutan novel
ini, selain dari ceritanya menarik, adalah, novel ini banyak berbicara
dan mengangkat tentang filosofi serta aktifitas kehidupan para samurai
Jepang zaman feodal dulu, dimana Jepang selalu mengalami perang antar
sesama mereka sendiri / 'klan' (selain samurai, juga ada sosok yang
selalu digambarkan dalam film-film, sebagai rival mereka, yaitu; Ninja).
Berbicara perang, tentu berbicara tentang pelatihan seni beladiri,
bersenjata atau pun tak bersenjata.
Menurut novel ini, ada empat bidang (kurikulum) yang harus selalu
dilatih dan dipelajari dalam pendidikan (sekolah) dalam rangka menjadi
seorang 'bushi' (siswa perang) atau warrior, yaitu:
1. Kenjutsu / Kendo; teknik pedang;
2. Taijutsu; teknik/seni beladiri tanpa senjata;
3. Kyujutsu / Kyudo; teknik memanah; dan
4. Zazen; meditasi zen; untuk melatih ketenangan dan kedamaian
(berperang pun harus tenang).
Seni beladiri yang tak bersenjata inilah yang membuatku semakin semangat
dan senang dalam membacanya. Banyak nama-nama teknik seni beladiri
Jepang yang disebut dalam sesi-sesi latihan para samurai dalam novel
ini, seperti; Ikkyo, Nikkyo, yang merupakan teknik-teknik pelintiran
tangan dalam Aiki-Jujutsu / Aikido, Mae Geri, yang merupakan salah satu
teknik tendangan dalam Karate, Shorinji Kempo, dan Ippon Seoi Nage, O
Goshi, yang merupakan teknik-teknik bantingan dalam Jujutsu / Judo.
Dari situ, saya bisa menarik kesimpulan dan setuju, bahwa semua teknik
dan seni beladiri Jepang yang terekspos sampai saat ini adalah pecahan
dari seni beladiri para samurai Jepang yang konon katanya, di zaman
kuno, masing-masing 'klan' meng-exclusive-kan, tidak mengekspos dan
merahasiakan style-style teknik beladiri mereka untuk klan mereka
sendiri (silakan baca-baca dan explore; Sejarah Judo / Jujutsu).
Saya berpendapat, jika saja kita sebagai praktisi salah satu seni
beladiri Jepang, mau, untuk sekedar mengeksplorasi satu atau lebih
bahkan semuanya, seni beladiri Jepang yang lain, secara tidak langsung
kita hampir menjadi mirip para samurai pada zaman kuno Jepang itu
sebagai siswa perang / 'bushi' yang ideal. Oleh karena itu saya suka
berteman dan bergaul dengan sesama praktisi seni beladiri lain untuk
sekedar sharing dan berbagi, bahkan juga ikut latihan bersama mereka.
Menurut saya, selain sehat, kita juga melatih motorik kita ketika
latihan seni beladiri.
Akhirnya, novel ini sangat cocok untuk dibaca siapa saja, khusunya para
parktisi beladiri Jepang, dan praktisi seni beladiri dari negara lain
pada umumnya tentunya. Selamat membaca.
Kunjungi juga: http://www.JudoBanjarmasin.blogspot.com/
Seni Beladiri Jepang dalam Novel Serial 'Young Samurai'.
-
Pada 2013 lalu, saya meminjam dan membaca sebuah novel serial yang berjudul *Young
Samurai*, karya Chris Bradford. Dan yang saya baca itu adalah Buku seri...
4 tahun yang lalu
0 Komentar