Ini zaman nabi Muhammad, kawan.
Bukan zaman nabi Musa, yang pada saat itu
bertaubat hanya dengan membunuh diri sendiri.
Pada zaman ini, bertaubat cukuplah rumit.
Tak semudah yang kita kira, tak hanya mengucap istighfar,
namun harus diiringi dengan penyesalan.
Yang celakanya lagi, disertai janji takkan mengulang.
Apalah arti kata 'astaghfirullaha l 'adzhiim',
jika tubuh bertentangan dengan lidah?
Kau tahu kan kawan?
Zaman sudah terlalu edan.
Sangat sulit menepati janji itu,
janji tak mengulang dosa-dosa.
Bagi hamba awam seperti kita,
seberapakah punya kekuatan?
Mungkinkah kita bisa, untuk tidak kehilangan tongkat yang kedua kalinya?
Jika saja pada zaman nabi Musa,
aku ingin segera saja bertaubat,
dan takkan bisa mengulang.
Banjarmasin 04 Juli 2011, sambil merenung. -_-
0 Komentar