Tuhan yang ada di dalam Al-Qur’an telah berfirman dalam salah satu ayat-Nya yang berbunyi:
“Telah
Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”.
Namun,
di samping Tuhan telah menyempurnakan agama-Nya melalui perantara nabi
Muhammad SAW, di samping itu pula, Dia juga membuat ‘konflik’ serta
‘pertikaian’ dalam agama-Nya, dan juga dalam konsep tentang Diri-Nya.
Memang
benar, bahwa nabi Muhammad SAW telah menyelesaikan misi beliau dalam
menyebarkan Islam ke seluruh alam semesta. Namun tidak demikian dengan
Tuhan. Tuhan masih ‘bermain-main’, mempermainkan ciptaan-Nya. Karena
Dia-lah yang telah menciptakan semuanya, segalanya.
Tuhan-lah
yang telah menciptakan manusia dengan berbagai macam keberagaman,
berbagai macam perbedaan. Tuhan telah menciptakan akal manusia dengan
pola pikir yang berbeda-beda. Tuhan telah menciptakan manusia ada yang
baik ada pula yang jahat.
“Seandainya Tuhan-mu menghendaki, maka sudah Dia jadikan manusia itu satu ummat.”
Kalau
dipertanyakan, mengapa bisa terjadi kekacauan dalam agama-Nya? Tentu
bisa dilihat sendiri dan dijawab, manusia-manusia yang jahat lah, yang
telah merusaknya. Sepanjang sejarah agama, manusia lah, yang menjadi
faktor pembuat rancu sehingga agama pun menjadi rancu. Tuhan-lah yang
telah menciptakan semuanya, semua manusia itu. Hingga akhirnya, yang
terjadi adalah: ‘Kamu sesat!!! – Tidak! Kamulah yang sesat!!!’, ‘Kamu
kafir!!! – Tidak! Kamulah yang kafir!!!’.
Berabad-abad
pertikaian seperti itu telah terjadi. Agama, di dalam Al-Qur’an sudah
sempurna. Tetapi di luar Al-Qur’an, agama dan Tuhan belum selesai. Tuhan
di dalam Al-Qur’an telah memberikan alasan; menciptakan perbedaan,
untuk saling mengenal. Namun di luar Al-Qur’an tersebut, Manusia malah
saling bermusuhan. Banyak manusia yang mempertanyakan tentang Diri-Nya,
namun tak bisa. Karena Tuhan menghalangi mereka di:
“Pikirkanlah tentang ciptaan, jangan dipikirkan tentang Pencipta!”.
Sepertinya
Tuhan sangat tertutup. Dia tidak terbuka terhadap makhluk-makhluk-Nya
sendiri. Mengapa Tuhan tidak menciptakan manusia-manusia yang baik saja?
Mengapa Tuhan menciptakan akal manusia berisi pola pikir yang
berbeda-beda? Mengapa ada kejahatan? Mengapa ada pertikaian dan
pertumpahan darah? Mungkin semua pertanyaan itu adalah pertanyaan yang
sudah tak asing lagi. Pertanyaan-pertanyaan basi. Para malaikat sudah
mempertanyakan itu kepada-Nya. Jawaban-Nya? Lagi-lagi, Ternyata memang
Tuhan tidak terbuka, tertutup:
“Aku-lah yang lebih tahu dan kalian tak tahu”.
Jika
boleh kita bermungkin-mungkin, mengapa Tuhan tidak menciptakan kebaikan
saja di dunia ini? Biar semunya damai, tidak ada kejahatan, dan
semuanya orang baik. Mungkin saja, jika semua itu terjadi, maka telah
sia-sialah Tuhan menciptakan neraka.
Boleh jadi, setiap
kehancuran yang terjadi adalah sebuah konsekuensi logis dari sebuah
proses kehancuran yang dahsyat / kiamat. Kapankah kira-kira semuanya
akan selesai? Mungkin saja, ketika semuanya sudah hancur.
“Tuhan, izinkan aku mengerti Diri-Mu, sebelum semuanya hancur.”
0 Komentar