*The Art of Loving*

Seni mencinta. Sudah beberapa minggu yang lalu saya membeli buku The Art of Loving nya Erich Fromm ini. Tapi belum saya baca-baca juga. Entah kenapa saya merasa, saya harus mempunyai waktu yang khusyuk untuk membaca buku ini. Sepertinya saya telalu mengistimewakannya.

Awalnya agak susah juga untuk menggerakkan niat saya untuk membelinya, walaupun harganya murah. Namun ada beberapa faktor yang kuat sehingga saya memutuskan untuk beli.

Buku ini direkomendasikan oleh salah seorang yang katanya adalah seorang konsultan cinta. Jika hanya melihat yang merekomendasikannya, dan juga judulnya, mungkin tak ada keinginan kuat untuk membeli buku ini.

Namun ada 2 tambahan faktor lain sehingga saya membelinya, yaitu; Kang Jalal (Pak Jalaluddin Rakhmat, salah seorang cendekiawan Indonesia yang saya kagumi) merujuk buku ini di dalam bukunya The Road to Allah. Salah satu buku yang (bernuansa) Tashawuf yang bernuansakan cinta. Hanya sekilas juga saya membacanya, ketika lagi iseng mampir ke perpust kampus, untuk sekedar membunuh kebosanan. Seketika itu, bolak-balik lembarannya, saya menemukan di salah satu lembar halamannya, ketika beliau menjelaskan tentang cinta, beliau merujuk buku ini.

Faktor lain selanjutnya adalah; nama Erich Fromm ini ada tertera di sampul buku yang sangat ingin saya beli, namun belum terbeli juga. Di sampul buku itu, Erich Fromm memberikan testimoni yang baik terhadap Jalaluddin Ar-Rumi. Dan Erich Fromm ini adalah seorang Psikolog.

Akhirnya, saya menyimpulkan, The Art of Loving, pasti bukanlah buku yang hanya membahas tentang Love (cinta) berdasarkan romansa picisan, romansa antara dua manusia, laki-laki dan perempuan. Tapi pasti lebih dari itu. Lebih ke dalam, tentang makna, makna cinta.