Komunikasi yang sehat, atau materi yang berlimpah? Kalau bisa, dua-duanya lah.

Yang saya inginkan adalah komunikasi yang sehat, baru materi.

Materi hanyalah pelengkap, bukan yang utama.

Bukan berarti saya tak akan rajin dalam mencari materi. Saya tetap akan menjalankan ikhtiar. Karena itu adalah fungsi jasad ini.

Maka dari itu, saya tidak suka dengan kata-kata, "uang dapat membeli percakapan."

Saya lebih percaya bahwa, "komunikasi yang sehat dapat membuat kualitas yang sehat dalam segala aspek kehidupan, termasuk kualitas materi itu sendiri."

Mari kita lihat, para orang tua yang memiliki materi yang berlimpah. Sebagian dari mereka bahkan tak punya waktu untuk melakukan komunikasi yang sehat dengan putera-puteri mereka. Padahal putera-puteri mereka juga ingin punya waktu untuk sekedar curhat tentang masalah mereka, didengarkan dan dipahami oleh orang tua mereka. Semua itu terhalang oleh kesibukan bisnis orang tua. Dan akhirnya, tak sedikit dari anak-anak itu yang melampiaskan masalah mereka ke tempat hiburan malam, minum minuman keras dan bahkan nge-drug, karena mencari sebuah ketenangan jiwa yang tidak didapat dari kualitas komunikasi yang sehat.

Namun di lain sisi, ada para orang tua yang meluangkan waktu untuk sebuah komunikasi yang sehat terhadap keluarga mereka. Hasilnya, mereka memiliki sebuah keharmonisan keluarga walaupun tingkat materi mereka sederhana. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang keadaan materi mereka meningkat berbanding lurus dengan keharmonisan keluarga hasil dari komunikasi yang sehat.

Memang, tak ada hasil yang sempurna dari sebuah usaha untuk membangun komunikasi yang sehat. Hanya saja, juga sangat beresiko jika itu tidak diusahakan. Oleh karena itu, saya berusaha untuk selalu memperbaiki kualitas komunikasi dengan sekitar, sesama, alam semesta dan juga Tuhan.

Karena banyak faedah yang bisa didapat dari komunikasi yang sehat.

Posting Komentar

0 Komentar