Sekelumit Renungan...
Selama ini, di dalam pendidikan ilmu
Tauhid, sejak kecil kita diajarkan bahwa Allah itu ada, Allah itu Maha
Esa, Tunggal. Akan tetapi, ketika sampai pada praktek pembuktian secara
akal (dalil 'aqliy), dikatakan begini: "Bukti bahwa Allah itu ada,
adalah adanya langit dan bumi (alam semesta) ini". Benarkah begitu? Coba
renungkan kembali dalil 'aqliy di atas. Dari dalil 'aqliy di atas,
dapat disimpulkan bahwa Allah itu lemah, keberadaanNya memerlukan sebuah
pembuktian. Langit dan bumi (serta alam semesta seisinya)lah yang
hebat, dapat membuktikan bahwa Allah itu ada. KeberadaanNya bergantung
dengan keberadaan langit dan bumi (alam semesta). Bukankah kita ketahui
bahwa ALLOOHu Sh Shomad (Allah tempat bergantung)? Masa sih kita sebagai
ciptaanya malah berkata bahwa bukti adanya Allah adalah adanya alam
semesta beserta isinya (ternasuk kita, manusia)? Bagaimana kalau alam
semesta tidak ada? Apakah dengan begitu Allah juga tidak ada?
Baiklah,
saya hanya ingin sebagai orang muslim, kita harus merefresh Iman kita.
Jangan hanya karena kita muslim keturunan, lalu kita tidak memperdalami
ilmu agama lagi. Marilah kita letakkan sesuatu pada tempatnya. "Adanya
Allah, membuktikan bahwa alam semesta beserta isinya itu juga ada".
Seharusnya itulah yang harus diyakini. Alam semesta beserta isinya
(langit dan bumi, termasuk kita di dalamnya)lah yang harus sadar diri.
Kita ada karena Allah ada. Keberadaan kita sangat bergantung kepada
Allah yang menciptakan kita. Bukankah di Al Quran Allah berfirman:
"...ALLOOHu l ladziy kholaqo s samaawaati wa l ardho wa maa
baynahumaa..." (Allah yang menciptakan langit dan bumi dan yang di
antara keduanya). Tidak ada di Al Quran tertulis begini: "A s samaawaatu
wa l arodhuwna dalaa-ilu wujuwdi L LAAHi" (Langit dan bumi adalah bukti
wujud (adanya) Allah).
Tapi, bukan berarti dalil 'aqliy yang
pertama itu salah. Dalil 'aqliy yang pertama itu hanya cocok bagi
anak-anak (pemula) di dalam mengenal Allah. Lalu bagi kita yang sudah
dewasa, sudah bisa berfikir, tentu kita tidak sepantasnya memakai dalil
yang untuk memahamkan anak-anak (pemula). Kalau diumpamakan, kita
sekolah di Sekolah Dasar, tidak mungkin selamanya kita duduk di kelas
satu. Tentu kita naik (pindah) ke kelas yang lebih tinggi hingga
seterusnya. Metode pengajarannyapun juga agak berbeda, tidak sama lagi.
Kita harus mencari yang haqq (benar, sejati). Agar Islam kita bukan
"islam-islaman", dan Iman kitapun bukan "iman-imanan". Ingat hadits
nabi: "Jaddiduw Iymaanakum bilaa ilaaha illa L LOOH" (Perbaharuilah Iman
kalian dengan Laa ilaaha illa L LOOH). Dari sana lah saya mengambil
pesan bahwa kita harus merefresh Iman kita yang semakin buram tertutupi
debu tipuan dunia yang fana ini.
Wa L LOOHu a'alamu bi sh showaab.
Bi L LAAHi t tawfiyqu wa l hidaayah. :)
Written By:
The Lover of The Wisdoms
Seni Beladiri Jepang dalam Novel Serial 'Young Samurai'.
-
Pada 2013 lalu, saya meminjam dan membaca sebuah novel serial yang berjudul *Young
Samurai*, karya Chris Bradford. Dan yang saya baca itu adalah Buku seri...
4 tahun yang lalu
0 Komentar